Berakar Pada TalentaMuda bukan berarti berfoya-foya. Itulah prinsip hidup Jessica Febiani. Remaja usia 19 tahun ini, tak dinyana pikiran dan kegiatannya sudah melebihi wanita dewasa. Jezzy, begitu sapaan akrabnya, sejak duduk di kelas dua SMP sudah banyak berkarya. Dia memperlihatkan kepiawaiannya dalam menulis, melukis, dan mendesain busana secara autodidak. Kepintaran yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa itu tak disia-siakan oleh Jezzy, apalagi dukungan keluarga sangat tinggi. Jadilah Jezzy muda, ketika duduk di SMPN 17 Denpasar, Bali, menulis artikel untuk majalah dinding, koran, dan majalah terbitan setempat. Di majalah dinding, dia bahkan menjadi pemimpin redaksinya. Dia juga melukis alam dan bunga.
Suatu ketika, gejolak jiwanya ingin mendesain busana, maka muncullah dalam pikirannya sebuah nama Moretosee (terjemahan kasarnya banyak yang dilihat). Nama tersebut sebagai cikal bakal dari perusahaannya yang kini berkembang pesat. "Mula-mula saya mendesain baju untuk remaja. Kebetulan saya juga suka mode dan tampil modis. Ternyata rancangan saya disukai teman-teman," ujar dara kelahiran Denpasar, 20 Februari 1989, ini. Sambil belajar dan aktif menulis di majalah dan koran, Jezzy pun mendesain baju berdasarkan order dari temannya. Dia pun mempunyai tukang jahit beberapa orang. Agar bisa lebih berkembang lagi, Jezzy pun meneruskan SMA-nya di Bandung, mengingat Kota Kembang ini banyak pilihan bahan tekstil dan kulit, serta juga banyak desainer.
Ketika duduk di SMA itu pula, Jezzy memberanikan diri membuka toko busana, selain menjual produknya online store di Internet. "Saya makin serius menjalani bisnis busana, tas, dan sepatu. Ketika tiba di Bandung, saya mulai dulu dengan mendesain tas. Ternyata respons dari masyarakat cukup besar, tas-tas rancangan saya banyak peminatnya," ujar Jezzy yang saat ini kuliah di Universitas Bina Nusantara Jakarta. Dengan semangat menggebu-gebu, Jezzy juga membuat sepatu. Produk unggulannya untuk sepatu adalah angkle boots, sepatu boot semata kaki dari bahan swead, atau bahan kulit dibalik, sepatu kulit, dan sepatu pesta. Rancangan busananya lebih mengarah untuk kaum perempuan muda yang ingin tampil modis dan suka bergaya. Sasaran bisnisnya adalah perempuan usia 14 tahun-27 tahun. Model busana yang dibuatnya lebih berpotongan simple, kasual berupa kemeja, baju terusan (dress), dan blus serta rok dan jaket yang bisa dipadu-padankan.
Pasar EksporJezzy tak pernah mengira kalau produk busana rancangannya akan disukai banyak orang, bahkan sampai ke luar negeri. Pelan-pelan tetapi pasti, produk tasnya banyak dipesan oleh masyarakat di Australia, sepatu boot-nya disukai oleh warga Belanda, sementara baju-bajunya disukai oleh orang Malaysia. Adapun, pasar dalam negeri juga cukup besar. Saat ini, Jezzy sudah memiliki sedikitnya 150 pekerja, mulai dari penjahit, pembuat pola, bagian finishing, dan pemasaran. Kapasitas produksinya juga tak tanggung-tanggung, sampai 450 potong, mulai dari sepatu, tas, dan baju. Harga jualnya juga relatif berkisar Rp90.000--Rp300.000.
Jezzy juga mengembangkan tokonya di beberapa daerah, seperti Jakarta, Yogya, Bandung, Semarang, Surabaya, Pontianak, Medan, dan Bali. Untuk pasar luar negeri, dia punya distributor tetap di Malaysia, Australia, Belanda, Jerman, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Dalam usia tergolong muda, Jezzy sudah bisa mengelola usahanya. Semua dipelajarinya secara otodidak dan banyak membaca buku tentang marketing dan produksi. Menurut dia, penjualannya dalam 1 bulan dari semua tokonya bisa mencapai Rp60 juta. Itu belum termasuk order dari distributornya di luar negeri. Untuk menjalani usahanya yang sedang dalam proses pembuatan hak paten dan PT ini, Jezzy kini mempekerjakan beberapa orang profesional di bidang produksi dan marketing. "Tapi untuk desainnya tetap saya yang menentukan," cetusnya.
Untuk lebih memperkenalkan lagi produksinya ke masyarakat luar, dia juga sering ikut pameran di dalam negeri. Awal tahun ini Jezzy dengan label Moretosee Boutique juga mengadakan fashion show tunggal di Blezza, Permata Hijau, Jakarta. Dia mengatakan peluang bisnis busana dan aksesori ini masih terbuka luas, apalagi kalau bisa bermain di pasar luar negeri. Untuk konsumen lokal saja, katanya, masih besar pasarnya. Sekarang bergantung pada kreativitas desainer, mau menampilkan model apa, mau mengambil segmen pasar yang mana. "Terpenting fokus dan terus berinovasi, sehingga tidak bisa ditiru orang. Ketika produk kita ditiru, kita sudah buat lagi yang baru. Begitu terus. Toh pelanggan akan tahu mana produk asli yang bagus, dan mana yang tiruan," ungkap perempuan yang juga aktif di jaringan pengusaha muda di kampusnya.
Rooted In Talent
Young does not mean spree. That is the principle of life Jessica Febiani. Adolescents aged 19 years, did not shock the mind and its activity has been more than a grown woman. Jezzy, so familiar greeting, since sitting in the eighth grade had a lot of work. He showed his talents in writing, painting, and fashion design as autodidact. Intelligence provided by the Almighty had not wasted by Jezzy, much less family support is very high.Be Young Jezzy, when sitting in SMP 17 Denpasar, Bali, writing articles for the magazine wall, newspapers, magazines and local publications. On the bulletin board, she even became the leader of the wording. He also painted nature and flowers.
One time, the turmoil of his soul wanted to design a fashion, then comes the thought of a name Moretosee (roughly translates many of the visits). Such names as the forerunner of the company is now growing rapidly. "At first I was designing clothes for teens. Incidentally, I also love fashion and fashionable look. It turned out I liked the design of my friends," said the girl born in London, February 20, 1989, this. Active while learning and writing in magazines and newspapers, Jezzy was designing clothes based on orders from his friend. He also has some sewer. In order to further develop, Jezzy did continue his high school in Bandung, given the City of Flowers is a large selection of textiles and leather, as well as many designers.
When sitting in high school, too, Jezzy ventured to open a clothing store, in addition to selling its products online store on the Internet. "I'm more serious business through clothing, handbags, and shoes. When he arrived in London, I started first by designing handbags. It was quite a big response from the community, I design bags much demand," said Jezzy who currently attend the University of Bina Jakarta Nusantara. In the spirit of the passionate, Jezzy also make shoes. Their products are angkle boots to shoes, ankle boots from swead material, or reversed leather, leather shoes and party shoes. The design of more directed fashion for young women who want to look fashionable and stylish. Business targets are women aged 14 years-27 years. Model-cut dress she made more simple, a casual shirt, dress (dress), and a blouse and skirt and a jacket that can be combined and match.
Export Market
Jezzy never thought that fashion design product will be well liked, even to foreign countries. Slowly but surely, many of the products ordered by the public purse in Australia, his boots favored by the Dutch, while the clothes favored by the people of Malaysia. Meanwhile, the domestic market is also quite large. Currently, Jezzy already have at least 150 workers, from seamstresses, pattern makers, parts finishing, and marketing. Production capacity is also unsparing, to 450 pieces, ranging from shoes, bags, and clothes. Selling price is also relatively ranges Rp90.000 - Rp300.000.
Jezzy is also developing stores in some areas, such as Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Pontianak, Medan and Bali. For overseas markets, he has a fixed distributor in Malaysia, Australia, Holland, Germany, Singapore, and Brunei Darussalam.
In the relatively young age, Jezzy was able to manage their business. All self-taught and learned a lot reading books on marketing and production. According to him, sales in one month than all of its stores could reach Rp 60 million. That does not include orders from overseas distributors. To lead efforts that are currently in the process of making these patents and PT, Jezzy now employs some professionals in the field of production and marketing. "But for my designs remains a decisive," he said.
To introduce more products to the outside community, he also often involved in domestic exhibitions. Earlier this year the label Moretosee Jezzy Boutique also held a fashion show in Blezza single, Permata Hijau, Jakarta. He said the clothing and accessories business opportunity is still wide open, especially if it can play in overseas markets. For local consumers, he said, still a large market. Now relies on the creativity of designers, will show what the model, the market segment that would take place. "The most important focus and continue to innovate, so that people can not be replicated. When we replicated product, we've made new again. So on. Toh customers will know where the original product is good, and which are artificial," said the woman who is also active in network of young entrepreneurs on campus. More Love and Peace,Jessica Moretosee
Suatu ketika, gejolak jiwanya ingin mendesain busana, maka muncullah dalam pikirannya sebuah nama Moretosee (terjemahan kasarnya banyak yang dilihat). Nama tersebut sebagai cikal bakal dari perusahaannya yang kini berkembang pesat. "Mula-mula saya mendesain baju untuk remaja. Kebetulan saya juga suka mode dan tampil modis. Ternyata rancangan saya disukai teman-teman," ujar dara kelahiran Denpasar, 20 Februari 1989, ini. Sambil belajar dan aktif menulis di majalah dan koran, Jezzy pun mendesain baju berdasarkan order dari temannya. Dia pun mempunyai tukang jahit beberapa orang. Agar bisa lebih berkembang lagi, Jezzy pun meneruskan SMA-nya di Bandung, mengingat Kota Kembang ini banyak pilihan bahan tekstil dan kulit, serta juga banyak desainer.
Ketika duduk di SMA itu pula, Jezzy memberanikan diri membuka toko busana, selain menjual produknya online store di Internet. "Saya makin serius menjalani bisnis busana, tas, dan sepatu. Ketika tiba di Bandung, saya mulai dulu dengan mendesain tas. Ternyata respons dari masyarakat cukup besar, tas-tas rancangan saya banyak peminatnya," ujar Jezzy yang saat ini kuliah di Universitas Bina Nusantara Jakarta. Dengan semangat menggebu-gebu, Jezzy juga membuat sepatu. Produk unggulannya untuk sepatu adalah angkle boots, sepatu boot semata kaki dari bahan swead, atau bahan kulit dibalik, sepatu kulit, dan sepatu pesta. Rancangan busananya lebih mengarah untuk kaum perempuan muda yang ingin tampil modis dan suka bergaya. Sasaran bisnisnya adalah perempuan usia 14 tahun-27 tahun. Model busana yang dibuatnya lebih berpotongan simple, kasual berupa kemeja, baju terusan (dress), dan blus serta rok dan jaket yang bisa dipadu-padankan.
Pasar EksporJezzy tak pernah mengira kalau produk busana rancangannya akan disukai banyak orang, bahkan sampai ke luar negeri. Pelan-pelan tetapi pasti, produk tasnya banyak dipesan oleh masyarakat di Australia, sepatu boot-nya disukai oleh warga Belanda, sementara baju-bajunya disukai oleh orang Malaysia. Adapun, pasar dalam negeri juga cukup besar. Saat ini, Jezzy sudah memiliki sedikitnya 150 pekerja, mulai dari penjahit, pembuat pola, bagian finishing, dan pemasaran. Kapasitas produksinya juga tak tanggung-tanggung, sampai 450 potong, mulai dari sepatu, tas, dan baju. Harga jualnya juga relatif berkisar Rp90.000--Rp300.000.
Jezzy juga mengembangkan tokonya di beberapa daerah, seperti Jakarta, Yogya, Bandung, Semarang, Surabaya, Pontianak, Medan, dan Bali. Untuk pasar luar negeri, dia punya distributor tetap di Malaysia, Australia, Belanda, Jerman, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Dalam usia tergolong muda, Jezzy sudah bisa mengelola usahanya. Semua dipelajarinya secara otodidak dan banyak membaca buku tentang marketing dan produksi. Menurut dia, penjualannya dalam 1 bulan dari semua tokonya bisa mencapai Rp60 juta. Itu belum termasuk order dari distributornya di luar negeri. Untuk menjalani usahanya yang sedang dalam proses pembuatan hak paten dan PT ini, Jezzy kini mempekerjakan beberapa orang profesional di bidang produksi dan marketing. "Tapi untuk desainnya tetap saya yang menentukan," cetusnya.
Untuk lebih memperkenalkan lagi produksinya ke masyarakat luar, dia juga sering ikut pameran di dalam negeri. Awal tahun ini Jezzy dengan label Moretosee Boutique juga mengadakan fashion show tunggal di Blezza, Permata Hijau, Jakarta. Dia mengatakan peluang bisnis busana dan aksesori ini masih terbuka luas, apalagi kalau bisa bermain di pasar luar negeri. Untuk konsumen lokal saja, katanya, masih besar pasarnya. Sekarang bergantung pada kreativitas desainer, mau menampilkan model apa, mau mengambil segmen pasar yang mana. "Terpenting fokus dan terus berinovasi, sehingga tidak bisa ditiru orang. Ketika produk kita ditiru, kita sudah buat lagi yang baru. Begitu terus. Toh pelanggan akan tahu mana produk asli yang bagus, dan mana yang tiruan," ungkap perempuan yang juga aktif di jaringan pengusaha muda di kampusnya.
Rooted In Talent
Young does not mean spree. That is the principle of life Jessica Febiani. Adolescents aged 19 years, did not shock the mind and its activity has been more than a grown woman. Jezzy, so familiar greeting, since sitting in the eighth grade had a lot of work. He showed his talents in writing, painting, and fashion design as autodidact. Intelligence provided by the Almighty had not wasted by Jezzy, much less family support is very high.Be Young Jezzy, when sitting in SMP 17 Denpasar, Bali, writing articles for the magazine wall, newspapers, magazines and local publications. On the bulletin board, she even became the leader of the wording. He also painted nature and flowers.
One time, the turmoil of his soul wanted to design a fashion, then comes the thought of a name Moretosee (roughly translates many of the visits). Such names as the forerunner of the company is now growing rapidly. "At first I was designing clothes for teens. Incidentally, I also love fashion and fashionable look. It turned out I liked the design of my friends," said the girl born in London, February 20, 1989, this. Active while learning and writing in magazines and newspapers, Jezzy was designing clothes based on orders from his friend. He also has some sewer. In order to further develop, Jezzy did continue his high school in Bandung, given the City of Flowers is a large selection of textiles and leather, as well as many designers.
When sitting in high school, too, Jezzy ventured to open a clothing store, in addition to selling its products online store on the Internet. "I'm more serious business through clothing, handbags, and shoes. When he arrived in London, I started first by designing handbags. It was quite a big response from the community, I design bags much demand," said Jezzy who currently attend the University of Bina Jakarta Nusantara. In the spirit of the passionate, Jezzy also make shoes. Their products are angkle boots to shoes, ankle boots from swead material, or reversed leather, leather shoes and party shoes. The design of more directed fashion for young women who want to look fashionable and stylish. Business targets are women aged 14 years-27 years. Model-cut dress she made more simple, a casual shirt, dress (dress), and a blouse and skirt and a jacket that can be combined and match.
Export Market
Jezzy never thought that fashion design product will be well liked, even to foreign countries. Slowly but surely, many of the products ordered by the public purse in Australia, his boots favored by the Dutch, while the clothes favored by the people of Malaysia. Meanwhile, the domestic market is also quite large. Currently, Jezzy already have at least 150 workers, from seamstresses, pattern makers, parts finishing, and marketing. Production capacity is also unsparing, to 450 pieces, ranging from shoes, bags, and clothes. Selling price is also relatively ranges Rp90.000 - Rp300.000.
Jezzy is also developing stores in some areas, such as Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Pontianak, Medan and Bali. For overseas markets, he has a fixed distributor in Malaysia, Australia, Holland, Germany, Singapore, and Brunei Darussalam.
In the relatively young age, Jezzy was able to manage their business. All self-taught and learned a lot reading books on marketing and production. According to him, sales in one month than all of its stores could reach Rp 60 million. That does not include orders from overseas distributors. To lead efforts that are currently in the process of making these patents and PT, Jezzy now employs some professionals in the field of production and marketing. "But for my designs remains a decisive," he said.
To introduce more products to the outside community, he also often involved in domestic exhibitions. Earlier this year the label Moretosee Jezzy Boutique also held a fashion show in Blezza single, Permata Hijau, Jakarta. He said the clothing and accessories business opportunity is still wide open, especially if it can play in overseas markets. For local consumers, he said, still a large market. Now relies on the creativity of designers, will show what the model, the market segment that would take place. "The most important focus and continue to innovate, so that people can not be replicated. When we replicated product, we've made new again. So on. Toh customers will know where the original product is good, and which are artificial," said the woman who is also active in network of young entrepreneurs on campus. More Love and Peace,Jessica Moretosee